jika sebelumnya saya membahas tentang islam radikal, maka sekarang kita akan bahas islam fundamental.
apa yang kita bayangkan dengan istilah islam fundamental atau fundamentalis muslim? terorist? yap. istilah yang satu ini di telinga kita terdengar memiliki kekerabatan dengan teroris dan memiliki kekerabatan dengan istilah islam radikal
apakah islam fundamental identik dengan islam radikal, ya, pernyataan itu tidak keliru.
apakah islam fundamental identik dengan teroris? jika anda menjawab "ya" berarti kita terjebak dalam paradigma media sama halnya dengan ketika kita terjebak dalam persoalan islam radikal.
sejatinya baik radikal maupun fundamental tidak ada kaitan sama sekali dengan istilah teroris, teroris ya teroris, fundamental lain lagi.
mengapa islam fundamental identik dengan teroris atau kekerasan? krena kepala kita telah dikorek-korek oleh media mainstream.
istilah fundamental sejatinya telah diadopsi kedalam bahasa indonesia sebagaimana tukang bangunan begitu akrabnya dengan istilah fondamen, atau fondasi.
fondasi sendiri artinya lebih menyerupai sebuah dasar. sebuah inti yang menjadi titik tolak sebuah bangunan untuk didirikan. dan itu bagus. tidak memiliki konotasi negatif.
istilah fundamental mendapat label negatif dari media mainstream sama halnya seperti islam radikal, padahal fundamental dapat diartikan sesuatu yang mendasar dan sebenarnya tidak berkonotasi negatif sama sekali.
fundamental dalam islam seharusnya merujuk kepada hal hal yang mendasar dalam islam. sederhananya seharusnya yang dilabeli fundamentalis dalam islam adalah mereka yang berpegang teguh pada Alquran dan As-Sunnah seperti yang disampaikan oleh nabi muhammad SAW dalam hadis sahihnya. dalam islam orang-orang yang tidak fundamental atau tidak berpegang pada alquran dan assunah adalah orang-orang yang sesat.
jika islam radikal diartikan sebagai orang-orang yang mendalami Islam, maka islam fundamental diartikan sebagai orang-orang yang berpegang teguh pada hal yang mendasar dalam islam, yaitu Alquran dan Assunah.
dua hal ini sebenarnya tidak dapat dipisahkan, melalui cara seperti ini maka kita diharapkan dapat menjadio muslim yang sejati.
masalahnya kenapa media mainstream membelikkan konotasi kedua istilah ini sehingga bermakna teroris? tentu saja karena media mainstream dikuasai oleh musuh-musuh islam yang ketakutan akan kebangkitan islam.
yang ditakuti oleh musuh islam adalah muslim yang sejati, muslim yang berpegang teguh secara fundamental dan memahami keislamannya secara radikal. muslim yang tidak sejati tentu tidak menakutkan sama sekali.
dari sudut pandang ini akan terlihat jelas bahwa alasan mereka melabeli dengan istilah teroris cukup berdasar. yang jadi persoalannya umat islam kenapa harus juga terjebak dalam paradigma ini? menganggap kaumnya sendiri sebagai teroris?
kesimpulannya muslim harus radikal, muslim harus fundamental. tapi tentu saja muslim tidak boleh teroris.
0 Comments