dunia terbelah via http://sidomi.com
Tahukah anda bahwa dunia ini dibagi menjadi dua bagian yaitu timur dan barat? barat identik dengan liberalis dan timur diidentikkan dengan sosialis.

saya sama sekali tidak berniat menyinggung tatanan kasta, istilah dijudul hanya dipinjam untuk mempermudah pemahaman terhadap tulisan ini, jika pembaca kurang berkenan mohong jangan dilaporkan kepolisi dulu, sampaikan ke-saya, saya akan merubahnya. namun jika pembaca sependapat dengan saya bahwa istilah tersebut dapat mempermudah pemahaman kita, mohon jangan dipermasalahkan karna akan sulit mencari padanan kata yang sesuai. hehe.

baiklah, sekian intro nya, mari kita mulai bahasannya.

ideologi liberalis menyokong imperialis serta kapitalis, sementara sosialis meyanggah nasionalis dan komunis. jangan tanyakan siapa yang membagi dunia menjadi sedemikian rupa, karna jika anda bertanya kepada penduduk bumi datar, mereka akan menjawab bahwa hal tersebut diciptakan oleh elit global.

sebenarnya ada satu faham lagi di dunia, yaitu faham agamis, namun entah karna persaingan dua faham arus mainstream tersebut, atau memang kedua arus tersebut direncanakan untuk menghilangkan peran agamis didalam perkembangan dunia, saya tidak pernah tau. saya hanya menduga duga saja. namun demikian arus ini tidak lah benar-benar hilang, hanya mungkin pengaruhnya sangat sangat redup dan berharap bisa terang kembali.

diluar liberalis, sosialis dan komunis, sepertinya masih ada satu lagi, yaitu pemain peran pemantik keinginan waisya dan sudra naik tahta (apa maksudnya? LOL). namun karena saya sendiri menyangsikan keberadaannya, saya tidak akan membahas kedalam pada bagian yang satu ini, jangan tanya siapa mereka karena jika anda bertanya kepada penduduk bumi datar mereka akan lansung menjawab bahwa ini alah yang disebut dengan elit global.

pada zaman dunia baru terkembang, masyarakat umumnya dipercaya menganut sistem kepercayaan (agamis) dinamisme animisme. tatanan masyarakat dibangun dengan pola tersebut.

seiring berkembangnya zaman, di nusantara barangkali seiring masuknya hindu budha, sistem di nusantara pun mulai berubah, mereka menyerap aliran foedal dari ajaran baru tersebut, sehingga muncul lah kerajaan kerajaan di nusantara.

ciri-ciri sistem foedal di nusantara sangat jelas, sistem pemerintahannya tergantung sang raja, tergantung juga dengan kepercayaan sang raja. jika rajanya hindu, sistem pemerintahannya demikian, begitu pula setelah islam berkembang di nusantara. sistem foedal nya pun bercorak islam.

sampai disini sebenarnya kita masih memahami bahwa kerajaan di nusantara sampai saat itu masih dibawah faham agamis. hal serupa pada masa yang sama di seluruh belahan dunia juga sebenarnya tidak jauh berbeda. seperti hindu/budha di india dan china, hindu/budha dan shinto di jepang, islam di arab dan timur tengah serta kristen di romawi barat dan timurnya.

Sepertinya di eropa terjadi pergolakan hebat yang memasukkan mereka kedalam suatu zaman yang tidak lazim, yaitu dengan mengangkat tinggi-tinggi apa yang mereka sebut dengan demokrasi. jika di corak hindu nusantara barangkali ini disebabkan oleh kaum waisya yang ingin naik kasta.

Semenjak kaum waisya naik tahta melalui jalur demokrasi, kaum ksatria dan brahmana yang berdasar pada faham agamis mulai dihilangkan pengaruhnya. terciptalah negara monarki semi konstitusional, monarki konstitusional, hingga negara yang tidak monarki sama sekali. kasihan kaum ksatria dan brahmana yang agamis tidak punya panggung lagi. dikala itu kaum ksatria dan brahmana sudah bukan siapa siapa lagi. sampai kapanpun kaum waisya tidak akan pernah membiarkan ksatria merebut kembali hak nya. lahir lah apa yang kita kenal dengan istilah liberalis, bebasnya kaum waisya dari kungkungan ksatria dan brahmana.

Setelah kaum waisya naik tahta, di eropa sepertinya terjadi pertikaian hebat antara golongan golongan nya sendiri. sebut saja golongan pandai besi misalnya menciptakan apa yang mereka sebut dengan istilah revolusi industri berusaha menyingkirkan kaum waisya yang berasal dari golongan petani.

saat itu golongan pandai besi memanfaatkan kaum sudra untuk meningkatkan omset bisnisnya nya. terlahirlah sebuah sistem yang kita sebut dengan sistem kapitalis dari tangan tangan waisya ini. kaum sudra pun tumbuh subur dikala itu.

melihat keberhasilan waisya di eropa, waisya di seluruh dunia sepertinya berlomba-lomba untuk mendapatkan pencapaian yang sama. di banyak wilayah yang tidak memiliki kaum waisya, waisya dari eropa mendatanginya untuk mendirikan apa yang kemudian kita kenal dengan istilah kolonialisme dan imperialisme, dimana kaum pribumi wilayah tersebut diubah menadi sudra-sudra yang menghasilkan uang bagi mereka. kaum waisya yang sengaja datang dari eropa ini kemudian disebut dengan orang Barat, sementara pribumi-pribumi yang dijadikan sudra disebut dengan orang timur. menyebarlah faham Liberalis kapitalis tersebut ke seluruh dunia.

kembali bercerita tentang kaum sudra yang dimanfaatkan waisya untuk memajukan industrinya, dengan berkembangnya kaum sudra dibawah pengaruh kaum waisya, kini giliran kaum sudra yang ingin naik tahta. dengan dalih takut kehilangan pekerjaan lah, dengan dalih kaum waisya tidak memperlakukan mereka secara manusiawi lah, hak azasi manusia lah, persamaan derajat lah, akhirnya kaum sudra bergejolak. mereka bosan dijadikan pelayan terus, mereka ingin menjadi majikan. lahirlah apa yang kita sebut dengan sosialisme pada saat ini.

di belahan dunia yang mana waisya nya adalah pendatang dari eropa, kaum sudra bergejolak dengan dalih ingin menjadi tuan di rumahnya sendiri. lahirah apa yang kemudian kita kenal dengan istilah nasionalisme.

namun sudra tetap lah sudra, mereka tidak memiliki harta benda sendiri, harta benda mereka tetaplah milik tuan mereka, tapi karna kini mereka adalah sebagai majikan, maka harta benda tersebut menjadi milik komunal, bukan perseorangan lagi. meletuslah apa yang kita kenal dengan istilah manifesto der komunisticen.

inilah sebenarnya sejarah terbelahnya dunia menjadi dua faham timur dan barat, terbelahnya dunia menjadi liberalis dan sosialis.