Pernah mendengar istilah islam radikal?, islam fundamental? islam moderat?, islam liberal? atau bahkan islam nusantara? kita umat islam masuk golongan yang mana? itu Nahdatul Ulama yang mana? kalau Muhammadiyah yang mana? kalau Ikhwanul Muslimin? kalau ISIS? kalau HTI? kalau Jamaah Tabliq? kalau Salafi?. sekali lagi anda masuk islam yang mana?

islam moderat vs islam radikal via http://ayobelajarislam1.blogspot.co.id/2015/12/3-golongan-moderat-radikal-liberal-yang.html


Sebagai umat islam yang awam, sebenarnya saya tidak mengerti apa-apa dengan dikotomi dikotomi tersebut, sayangnya ke-tidak mengerti-an saya justru menjadi target pembodohan sebagai efek dikotomi - dikotomi tersebut.

Islam radikal. Kita begitu takut mendengar istilah ini, begitu identik dengan teroris, ISIS, brutal, main bunuh-bunuh saja, suka dengan kekerasan. begitulah pengertian yang dipahami orang awam seperti saya barangkali. sudah barang tentu mendengar istilah islam radikal bagaikan mendengar najis bagi anda yang mengaku anti Islam radikal. kita tidak ingin menyentuh dan tidak ingin tersentuh oleh hal tersebut. namun benarkah demikian?

istilah radikal sebenarnya punya makna yang sangat "suci". KBBI menjelaskan bahwa istilah radikal mengandung makna "mendasar", "mengakar". maka islam radikal adalah islam yang mengakar dalam kehidupannya dan mendasar dalam amal perbuatannya. Menjadi islam yang anti radikal berarti menjaga jarak dengan keislaman itu sendiri, menerima islam namun tidak sepenuhnya, tidak secara kaffah, menerima islam pada bagian-bagian yang "enak" dan menolaknya pada bagian - bagian yang "tidak enak". menjadi islam yang tidak radikal menjadikan kita seorang muslim yang munafik. maka menjadi islam radikal adalah wajib bagi seluruh umat islam.

Permasalahnnya adalah islam radikal identik dengan terorisme. itulah kenapa kita menyangkal harus menjadi islam yang radikal. jangan mau ditipu media!. jadilah melek media. ada banyak penelitian ilmiah yang mengatakan bahwa media tidak lebih dari alat untuk membodohkan, mulai dari teori agenda setting sampai konglomerasi media ada semua, lengkap. ambil lah jurusan ilmu komuniukasi kalau mau mendalaminya.

Radikal bukan Terorisme. terorisme adalah membuat orang lain menjadi takut, sementara radikal adalah mendasar. tidak ada hubungan sama sekali antara terorisme dan radikal. hubungan antara radikal dan teroris tidak lebih daripada awan kebodohan dan kedangkalan otak kita yang diobok-obok media mainstream. jika kita menjadi islam yang radikal maka kita akan paham bahwa terorsme bukanlah style islam. terorsme bertentangan dengan islam yang radikal.

alasan paling masuk akal mengapa terorisme menjadi berhubungan dengan istilah islam radikal jika dipandang dari sudut pandang agenda setting, bisa jadi (hanya bisa jadi karna saya belum menemukan penelitian yang berani mengusik masalah ini) media mainstream memang sedang berusaha membuat kita jauh dari dasar-dasar islam, membuat kita fobia dengan dasar-dasar islam, membuat kita menjadi muslim yang munafik, mengaku islam tapi takut pada islam itu sendiri. pada akhirnya kita bukanlah islam sama sekali selain di KTP saja.

selain menjauhkan kita dari agama sendiri, framing islam radikal bersama-sama dengan dikotomi islam jenis lainnya yang juga didistribusikan media mainstream terbukti memecah belah umat. seolah-olah ada kekuatan besar yang menolak kebangkitan umat islam yang jatuh tersandung 85 tahun silam setelah berkuasa selama 1200 tahun.

nyatanya baru sesaat umat islam terjungkal namun sekarang kita telah lupa siapa diri kita dan menjadi takut dengan kaum sendiri dan menjadi budak sistem dunia "BARAT" dan "timur", padahal kita punya sistem sendiri, namun dikubur pemenang perang dunia pertama dan kita membantunya pula mengubur itu.

mari bangkit umat Muhammad. mari menjadi umat islam yang radikal!. islam adalah satu, muslim semua bersaudara. jangan ada dikotomi-dikotomi dalam islam. islam adalah rahmatan lil alamin, "bersatulah kamu dan jangan bercerai berai" (QS Ali Imran:103). lupakan mengharap pengakuan dunia barat dan media mainstream karena kemuliaan disisi manusia tiada artinya. kemuliaan disisi Allah lah yang menjadi prioritas utama kita.

note: nanti kita bahas yang lain di lain waktu