perahu baganduaang via http://wisatamelayu.com

Pernahkah anda mendengar istilah perahu berganduang? atau pahgau baganduang? atau perahu bergandeng? atau gulang-gulang?

perahu baganduang atau biasa disebut gulang-gulang adalah sebuah tradisi dalam masyarakat kenegerian lubuk jambi kuantan singingi.

Tradisi Perahu Baganduang merupakan sebuah atraksi budaya khas masyarakat Kuantan Mudik berupa parade sampan tradisional yang dihiasi berbagai ornamen dan warna-warni yang menarik (Gusra Rianti; 2014)

biasnya perahu baganduang diadakan di tepian pantai (dibawah jembatan) lubuk jambi, jembatan yang menghubungkan antara desa seberang pantai dan desa bajar padang, jembatan yang menghubungkan kota telukkuantan dan lubuk jambi. perahu baganduang atau gulang-gulang biasanya diadakan pada malam takbiran menyambut hari raya idul fitri.

Festival yang merupakan simbol adat masyarakat Kuantan ini sebenarnya memiliki sejarah panjang. Konon, tradisi berlayar dengan perahu baganduang telah ada semenjak masa kerajaan-kerajaan dahulu. Perahu ini biasanya dipakai oleh raja sebagai sarana transportasi. Lambat laun tradisi berlayar ini kemudian dipakai untuk mengantar air jeruk (limau) oleh menantu ke rumah mertua dalam tradisi menyambut Hari Raya Idul fitri. Dalam tradisi masyarakat Kuantan, memang terdapat kebiasaan ritual mandi jeruk (mandi balimau), sebagai simbol perbersihan diri pada pagi hari menjelang Hari Raya Idul Fitri. Nah, kebiasaan menggunakan perahu tersebut dirawat dan dipelihara masyarakat setempat dan kini diwujudkan melalui Tradisi Perahu Baganduang (Gusra Rianti; 2014)
Menurut Gusra Rianti, alumni ilmu komunikasi fisip universitas Riau dalam penelitiannya menunjukkan bahwa perahu paganduang memiliki Makna Simbolik sebagai berikut:

1. Kubah  : lambang masyarakat Lubuk Jambi yang Islami dan sebagai tanda awal masuknya Islam ke Indragiri.

2. Tanduk Kerbau : untuk membajak sawah, lambang keadilan dan keperkasaan anak negeri.

3. Ani-Ani (tanduk kecil/alat tuai padi) : alat yang digunakan masyarakat untuk menuai padi pada zaman dahulunya

4.  Labu-Labu : tempat air minum para petani setelah membajak sawah dan lambang persatuan dan kesatuan masyarakat Kuantan.

5. cerano : persembahan kepada ninik mamak, lambang sopan santun dan pembuka kata dalam sebuah acara tradisi.

6. lima buah Payung : sebagai tempat berlindung dikala panas dan tempat berteduh dikala hujan, lambang rukun islam yang lima, dan lambang masyarakat Lubuk Jambi dinaungi dan dipimpin oleh seorang raja dan empat penghulu

7. Kain Warnawarni  Rahmad Ali mengatakan bahwa makna dari kain warna-warni yaitu kain warna kuning adalah lambang pemerintahan, kain warna hijau daun lambang syarak atau agama, dan kain warna hitam lambang adat.

8.  Cermin  Annur mengatakan bahwa makna dari cermin yaitu sebagai intropeksi diri supaya kita tahu dengan kemampuan kita dan siapa kita sebelum kita berbicara dan berpergian dan membersihkan diri.

sebagai tambahan, perahu baganduang biasanya tidak hanya dilaksanakan pada saat malam takbiran saja, namun biasanya pada lebaran hari ke empat atau ke lima akan dilaksanakan vestival parahu baganduang, dimana beberapa perwakilan kampung dan juga perwakilan-perwakilan suku yang ada di kenegerian lubuk jambi akan memperlombakan kreasi perahu baganduang mereka, adapun yang dinilai biasanya nilai kearifan lokal yang terdapat dalam perahu baganduang yang dibuat, serta keelokan model yang di tampilkan.

bagi anda yang penasaran bagaimana peksanaan perahu baganduang di kecamatan kuantan mudik kuantan singingi ini dapat lansung hadir pada tanggal 1 syawal (sebelum sholat idul fitri) sekitar pukul 04.00 dinihari di tepian pantai lubuk jambi setiap tahunnya,

jika anda tidak sempat pada waktu tersebut, maka anda dapat menyaksikan festival perahu baganduang yang biasanya diadakan pada hari raya ke tiga atau ke empat. selamat menyaksikan.


daftar gambar terkait perahu beganduang :
https://www.google.com/search?q=tradisi+perahu+baganduang&client=firefox-b-ab&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwiOgbv3sMzUAhXMv48KHZ0zDMUQsAQIKA&biw=1349&bih=647